(MASALAH,
VARIABEL, HIPOTESIS, DAN DATA) DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, SERTA
PENGEMBANGAN
(by: Ali Hasbi R & Teguh Pribadi)
A.
Masalah
Dalam Penelitian
Dasar melakukan penelitian adalah untuk menemukan
jawaban akan setiap masalah, jadi hal pertama yang harus dilakukan sebelum
melakukan penelitian adalah menemukan masalah. Penentuan
masalah penelitian adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang peneliti.
Setelah masalah diidentifikasi si peniliti harus secara tepat menentukan
permasalahannya.
Menurut C. R. Khotari (2004:24) “Seorang peneliti harus menemukan masalah dan
merumuskannya sehingga menjadi rentan
dan layak untuk
penelitian”. Masalah dalam
penelitian merupakan jantung penelitian, karena dengan masalah penelitian
peneliti dapat menentukan proses selanjutnya dalam penelitian tersebut, seperti
pada ilustrasi gambar berikut:
Gambar 1: Masalah
Sebagai Jantung Penelitian
1. Definisi
Masalah Penelitian.
Menurut
Sugiyono (2012:32) “masalah diartikan Sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,
antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan”.
Menurut
C. R. Khotari masalah penelitian adalah “mengacu pada beberapa kesulitan yang peneliti alami dalam konteks baik situasi teoritis atau praktis dan ingin mendapatkan solusi untuk hal yang sama”.
Jadi dapat disimpulkan masalah dalam penelitian
adalah:
Ø Masalah
penelitian adalah masalah yang layak untuk diteliti
Ø Merupakan
masalah yang menimbulkan ketidak puasan,
atau tidak sesuai dengan harapan.
Ø Sesuatu
yang dirasa menyulitkan sehingga perlu diubah
Ø Suatu
proses yang tidak berjalan baik
Ø Kondisi
yang perlu ditingkatkan
Ø Kesulitan
yang harus diatasi
Ø Pertanyaan
yang memerlukan jawaban
Menurut C. R. Khotari dalam mendefinisikan masalah
penelitian harus terdapat:
(i)
Harus ada individu atau kelompok yang memiliki beberapa kesulitan atau masalah.
(ii)
Harus ada beberapa
tujuan
yang akan dicapai. Jika seseorang tidak ingin apa-apa, maka orang tersebut tidak bisa menemukan masalah.
(iii)
Harus ada sarana
alternatif (atau program tindakan) untuk memperoleh keinginan untuk mencapai. Ini berarti bahwa harus ada setidaknya dua cara yang tersedia untuk peneliti karena jika ia tidak punya pilihan sarana, ia tidak bisa memiliki masalah.
(iv)
Harus tetap Ada beberapa keraguan dalam pikiran seorang peneliti berkaitan dengan pemilihan alternatif. Ini berarti bahwa penelitian harus menjawab pertanyaan mengenai efisiensi relatif dari alternatif yang mungkin.
(v)
Harus ada beberapa lingkungan yang menyinggung kesulitan.
2.
Sumber
Masalah
Sumber masalah merupakan
salah satu masalah bagi peneliti, terutama penliti pemula. Beberapa hal yang
bisa dijadikan sumber masalah adalah sebagai berikut:
-
Terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
-
Terdapat
penyimpangan
antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
-
Ada
pengaduan
-
Ada
kompetisi
Selain itu terdapat
juga sumber-sumber masalah, antara lain:
1. Literatur:
Buku, Jurnal
2. Literatur
tdk dipublikasikan: Makalah-makalah seminar Thesis, Disertasi, Kertas kerja.
3. Ide, dengan ide Masalah dapat
diperoleh dengan:
1. Formal:
a.
Metode analog, menggunakan pengetahuan
tertentu untuk masalah bidang lain.
b. Metode Renovasi, memperbaiki atau
mengganti komponen teori atau metode yg kurang relevan
c.
Metode dialektis, metode mengajukan usulan pengembangan teori atau metode
yg telah ada.
d. Metode Morfologi, metode analisis
berbagai kemungkinan kombinasi masalah penelitian yg saling berhubungan
e. Metode Dekomposisi, membagi masalah
dalam elemen yg lebih spesifik misal masalah Brand ke brand loyality konsumen.
f.
Metode Agregasi, penelitian berbagai bidang untuk masalah penelitian yang
lebih kompleks.
2. Metode Informal:
a.
Metode Perkiraan atau Intuisi, masalah
penelitian berdasakan intuisi bisnis.
b.
Metode Fenomenologi, Observasi informal
fakta.
c.
Metode Konsensus, berdasar konsensus
praktik bisnis
d. Metode
pengalaman, berdasar pengalaman orang atau organisasi.
Tidak semua masalah dapat dijadikan bahan penelitian, pemilihan masalah harus diawali
dengan studi pendahuluan. Ada beberapa hal yang
tidak dapat dijadikan penelitian, untuk mengukur masalah tersebut dapat
diteliti atau tidak bisa dilakukan dengan metode analisis FINNER, yakni:
a.
Feasible (kemampulaksanaan)
Feasible
adalah kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian, meliputi: tersedia subjek
penelitian, tersedia dana, tersedia waktu, tersedia alat, tersedia tenaga
(keahlian)
b. Interesting
(menarik)
Menarik
adalah baik bagi peneliti maupun bagi orang lain, bagi peneliti maksudnya
apabila peneliti kurang tertarik maka kemungkinan penelitian tersebut akan
gagal cenderung lebih besar, menarik bagi orang lain maksudnya adalah apabila
orang lain kurang tertarik dengan penelitian tersebut maka orang lain cenderung
tidak membaca hasil penelitian tersebut.
c. Novel
(memberikan sesuatu yang baru)
Hal
ini berkaitan dengan sesuatu yang baru, karena seutau yang baru cenderung untuk
menarik pembaca dan penelitian ini dapat lebih bermanfaat untuk penelitian
selanjutnya.
d. Ethical
(etis)
Penelitian
tentu saja tidak boleh bertentangan dengan etika-etika yang ada dalam
masyarakat.
e.
Relevant (relevan)
Penelitian
haruslah relevan sesuai dengan bidangnnya, maupun relevant bagi pengambil
kebijakan.
Menurut C. R. Khotari poin-poin berikut dapat
diamati oleh peneliti dalam memilih penelitian masalah atau subjek untuk
penelitian :
·
Subyek yang sudah terlalu lama tidak boleh dipilih, karena itu akan menjadi tugas yang sulit dan kurang
kekinian.
·
subjek kontroversial tidak harus menjadi pilihan seorang peneliti.
·
masalah Terlalu sempit atau terlalu samar harus dihindari.
·
Subjek dipilih untuk penelitian harus akrab dan
layak sehingga bahan penelitian terkait atau sumber penelitian berada dalam
jangkauan.
·
Pentingnya subjek, kualifikasi dan pelatihan peneliti, biaya yang terlibat,
faktor waktu dan beberapa kriteria lain yang juga harus
diperhatikan dalam memilih masalah. Dengan kata lain, sebelum pemilihan akhir
masalah ini dilakukan, peneliti harus bertanya pada diri sendiri
pertanyaan-pertanyaan berikut:
·
Apakah ia dilengkapi dalam hal latar belakangnya untuk melakukan penelitian
?
·
Apakah anggarannya mampu ?
·
Apakah kerja sama yang diperlukan dapat diperoleh dari mereka yang menjadi subyek dalam? jika jawaban atas semua pertanyaan
ini adalah ya, seseorang dapat menjadi yakin sejauh kepraktisan
studi yang bersangkutan .
Selain itu terdapat beberapa hal Pertimbangan lain yang harus
dilihat, yaitu:
1. Pertimbangan personal
a. Apakah masalah penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan
harapan-harapan yang lain?
b. Apakah saya benar-benar tertarik dengan permasalahan tersebut?
c. Apakah untuk meneliti permasalah tersebut saya memiliki
keterampilan, kecakapan, dan latar belakang pengetahuan yang memadai?
d. Apakah saya memiliki akses peralatan, laboratorium, dan materi-materi
yang diperlukan untuk meneliti permasalahan tersebut?
e. Apakah saya memiliki waktu dan biaya untuk menyelesaikan penelitian
tersebut?
f. Dapatkan saya memperoleh data yang akurat?
g. Apakah masalah yang saya teliti memiliki signifikansi bagi
keperluan lembaga tempat saya menyerahkan laporan?
h. Dapatkah saya memperoleh bantuan administrasi, petunjuk/pembimbing,
dan kerjasama untuk melaksanakan penelitian ini?
2. Pertimbangan sosial
a. Apakah
hasil penelitian ini dihargai dan memiliki kontribusi terhadap pengembangan
pengetahuan di lapangan?
b. Apakah
temuan-temuan yang diperoleh memiliki nilai terhadap para pendidik, orang tua,
dan para pekerja social, dan yang lainnya?
c. Apakah
penelitian ini akan merupakan petunjuk bagi pengembangan penelitian-penelitian
yang lain?
d. Apabila
judul ini telah diteliti apakah perlu diperluas di luar keterbatasan yang ada
sekarang?
e. Akankah peralatan dan teknik yang tidak cukup reliable dalam melaksanakan
penelitian ini, maka kesimpulan-kesimpulannya akan memiliki nilai yang
diragukan?
Agar permasalahan tersebut selanjutnya memudahkan dan bermanfaat
untuk diteliti, sebaiknya permasalahan tersebut:
a. Dipilih dari hal-hal yang menjadi perhatian dan
memerlukan pemecahan.
b. Memudahkan dalam pengumpulan dan penjajagan
data yang terkait dengan permasalahan.
c. Memudahkan dalam mengobservasi fakta-fakta
yang relevan yang memungkinkan akan menjadi kunci untuk memecahkan kesulitan
atau permasalahan yang ditemukan.
d. Memiliki literatur yang akan menjadi
landasan teoritis untuk pembentukan asumsi sebagai landasan untuk pembentukan
hipotesis.
Langkah-langkah formulasi masalah
dalam penelitian
1. Identifikasi
area interes Anda (masih luas?)
2. Persempit
area luas itu menjadi ‘sub-area’ yang lebih fokus (diskusi dengan teman/pakar)
3. Pilih
‘sub-area’ yang Anda minati (lakukan eliminasi)
4. Buat
pertanyaan penelitian
5. Formulasikan
tujuan umum dan tujuan khusus
6. Ases
berdasarkan kelaikan (misal dengan FINER)
7. Yakinkan
kembali (apakah masih tetap interes?)
Kesulitan-kesulitan yang
sering terjadi pada saat peneliti mengumpulkan masalah-masalah guna dijadikan
penelitian:
1.
Peneliti
mengumpulkan data tanpa rencana atau tujuan penelitian yang jelas.
2.
Peneliti
memperoleh sejumlah data dan berusaha untuk merumuskan masalah penelitian
sesuai dengan data yang tersedia.
3.
Peneliti
merumuskan masalah peneliti dalam bentuk terlalu umum dan ambiugitas sehingga
menyulitkan interprestasi hasil dan pembuatan kesimpulan penelitian.
B. Masalah
dalam Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Pengembangan
Masalah
dalam penelitian kuantitaif, kualitatif, dan pengembangan tetu saja berbeda
dalam pendekatannya, tetapi masalah dalam ketiganya mempunyai dasar-dasar yang
sama. Berikut perbedaan masalah dalam ketiga penelitian tersebut:
a. Masalah
dalam Penelitian Kuantitatif
Masalah dalam Penelitian kuantatif dan kualitatif berbeda
tentunya, dalam penelitian kuantitatif masalah yang akan dipecahkan melalui
penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah. Oleh karena itu
masalah dalam penelitian kuantitaif bersifat permanen, tidak akan berubah, dan
tidak akan berkembang.
Penelitian kuantitatif
menuntut jawaban yang pasti, jelas, tidak ambigu, dalam setiap jawaban masalah,
oleh karena itu instrumen dalam bentuk kuesioner mungkin sangat tepat dalam
pengumpulan data. Karena terlalu luasnya masalah penelitian kuantitatif
membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Pada penelitian
kuantitatif, pembatasan masalah didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi
dan feasibilitas.
b. Masalah
dalam penelitian kualitatif
Berbeda
dengan penelitian kuantitatif, masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat remang-remang, gelap kompleks, dan dinamis. Oleh karena itu, masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentative dan akan
berkembang setelah peneliti berada dilapangan.
Dalam
penelitian kualitatif, terdapat tiga kemungkinan yang akan terjadi terhadap
masalah yang akan dibawa oleh peneliti, yakni: yang pertama masalah yang dibawa
peneliti tetap, sehingga mulai awal hingga akhir masalah tetap sama, yang kedua
masalah yang dibawa peneliti memperluas atau memperdalam, sehingga masalah yang
dibawa peneliti cukup dengan disempurnakan, dan yang ketiga adalah masalah yang
dibawa peneliti berubah total, sehingga harus diganti keseluruhan. Dalam
penelitian kualitatif batasan masalah dibatasi dengan “focus penelitian”, yang
berisi pokok masalah yang bersifat umum.
Penelitian
kualitatif menetapkan fokus penelitian lebih didasarkan pada tingkat kebaruan
dari informasi yang diperoleh dilapangan. Fokus dalam penelitian kualitatif
diperoleh setelah peneliti melakukan penjelajahan umum, yaitu seperti survey
awal sebelum dilakukan penelitian, dari penjelajahan umum ini peneliti akan
memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang
situasi sosial. Dalam menetapkan fokus penelitian terdapat empat alternatif,
yakni:
-
Menetapakn
fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.
-
Menetapkan
fokus berdasarkan domain-domain tertentu.
-
Menetapkan
fokus yang mempunyai nilai temuan untuk pengembangan IPTEK.
-
Menetapkan
fokus berdasarkan teori-teori yang telah ada.
c. Masalah
Dalam Penelitian Research And Development
(R & D)
Masalah dalam penelitian pengembangan juga bisa disebut dengan
potensi. Menurut sugiyono (2012:298) “potensi adalah segala sesuatu apabila
didayagunakan akan memiliki nilai tambah”, dalam R & D potensi yang ada
dapat menjadi masalah, begitu juga sebaliknya, masalah dapat juga menimbulkan
potensi sehingga bisa diteliti menggunakan penelitian dan pengembangan.
Potensi dan masalah yang dikemukanan dalam penelitian harus
ditunjukkan dengan data yang empirik. Tetapi data tentang potensi dan masalah
tidak harus dicari sendiri tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang
lain, dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan maupun instansi yang masih up to date.
Penelitian pengembangan dalam
mengungkapkan masalah yang menjadi ide penelitian juga mengungkapkan parameter
penelitian, penentuan desain penelitian dan mengungkapkan data pada penelitian
sebelumnya, sesuai pernyataan Rita
C. Richey(2005:4) “The problem
definition stage must also establish research parameters. At minimum, this
involves determining whether the research will be conducted as the design and
development is occurring or whether retrospective data will be collected on a
previously developed program or set of materials. Then the scope of the study
must be established”.
Pada penelitian pengembangan, batasan masalah atau potensi
dilakukan dengan cara keterbatasan penelitian, dimana mengungkapkan
keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas.
C. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah berbeda dengan masalah, rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun, rumusan masalah dan
masalah berkaitan erat yakni, rumusan masalah penelitian harus berdasarkan
masalah penelitian. Rumusan masalah sebaiknya berupa kalimat tanya, rumusan
masalah hendaknya disusun secara singkat, padat dan jelas. Menurut PPKI UM
edisi ke lima (2010:16) “rumusan masalah harus dapat diuji secara empiris,
dalam arti memungkinkan untuk dikumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan”. Perumusan masalah bertujuan untuk:
1.
Mencari
sesuatu dalam kerangka pemuasan akademis seseorang
2.
Memuaskan
perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang baru
3.
Meletakkan
dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar
untuk penelitian selanjutnya
4.
Memenuhi
keinginan sosial
5.
Meyediakan
sesuatu yang bermanfaat
Merumuskan
rumusan masalah haruslah menggunakan
kalimat tanya (interogatif) masalah tunggal / terpisah, bila ada beberapa masalah,
dibuat beberapa pertanyaan, kecuali pertanyaan sangat banyak dapat
dikelompokkan menjadi pertanyaan kolektif (misalnya aspek demografis). Menurut sugiyono (2012:35) rumusan masalah dibagi menjadi
tiga, yakni:
1.
Rumusan
masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan sesuatu. Jadi, dalam penelitian ini peneliti
tidak membuat perbandingan variabel itu dengan sampel lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel lain. Contoh rumusan masalah deskriptif:
·
Seberapa
tinggi efektifitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
·
Seberapa
baik kinerja cabinet gotong royong
2.
Rumusan
Masalah Komparatif, adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan. Contoh:
·
Adakah
persamaan prosmosi antara perusahaan A dan perusahaan B?
·
Adakah
perbedaan kualitas manajeman antara bank swasta dan bank pemerintah?
3.
Rumusan
Masalah Asosiatif, adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan. Rumusan masalah asosiatif dibagi ke dalam tiga bentuk, yakni:
hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif atau reciprocal
atau timbal balik.
a. Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau
lebih yang munculnya bersamaan, contoh:
·
Adakah
hubungan anatara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
·
Adakah
hubungan anatara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
b. Hubungan Kausal, adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, contoh:
·
Adakah pengaruh
system penggajian dengan prestasi kerja?
·
Adakah pengaruh
tata letak ruang kantor terhadap efisiensi pekerja?
c. Hubungan Interaktif atau Reciprocal atau Timbal Balik, adalah
hubungan yang saling mempengaruhi, contoh:
·
Adakah hubungan
motivasi dan prestasi? (disini dapat dinyatakan bahwa prestasi mempengaruhi
motivasi, dan motivasi juga mempengaruhi prestasi)
Beberapa
jurnal ilmiah menuliskan rumusan masalah tidak dituangkan secara tegas, dan
bukan kalimat Tanya atau bukan dituangkan dalam kalimat Tanya, tetapi
dinyatakan secara tegas dalam tujuan penelitian. Perumusan masalah dirasakan
sukar karena:
·
Tidak semua
masalah dilapangan dapat diuji secara empiris
·
Tidak ada
pengetahuan atau tidak diketahui sumber atau tempat mencari masalah
·
Kadang-kadang
si peneliti dihadapkan kepada banyak masalah penelitian, dan dia tidak dapat memilih
masalah mana yang lebih baik untuk dipecahkan
·
Adakalanya suatu
masalah cukup menarik, tetapi data yang diperlukan sulit diperoleh
·
Peneliti tidak
tahu kegunaan spesifik dari masalah tersebut
D. Perumusan
Masalah dalam Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Pengembangan
Perumusan
masalah tidak selalu terdapat dalam penelitian, ada beberapa penelitian yang
tidak menampilkan perumusan masalah tetapi diganti dengan tujuan penelitian.
Pada dasarnya perumusan masalah sama dengan tujuan penelitian, hanya saja
perumusan masalah berbentuk kalimat tanya sedangkan tujuan penelitian berbentuk
pernyataan.
a. Perumusan
Masalah penelitian Kuantitatif
Rumusan
masalah dalam penelitian kuantitatif berkaitan dengan variabel penelitian,
sehingga rumusan masalah sangat spesifik, dan akan digunakan peneliti sebagai
panduan penyususnan landasan teori, hipotesis, instrument, dan teknik analisis
data. Berikut rumusan masalah pada penelitian kuantitatif:
a.
Rumusan
masalah deskriptif
Rumusan
masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi, dalam penelitian ini peneliti
tidak membuat perbandingan variabel itu dengan sampel lain, dan mencari
hubungan variabel itu dengan variabel lain. Contoh rumusan masalah deskriptif:
·
Seberapa
tinggi efektifitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di Jakarta?
·
Seberapa
baik kinerja cabinet gotong royong
Dari beberapa contoh diatas terlihat
bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih
secara mandiri.
b.
Rumusan
Masalah Komparatif
Rumusan
masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih, pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh:
·
Adakah
persamaan prosmosi antara perusahaan A dan perusahaan B?
·
Adakah
perbedaan kualitas manajeman antara bank swasta dan bank pemerintah?
c.
Rumusan
Masalah Asosiatif.
Rumusan
masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan masalah asosiatif dibagi ke
dalam tiga bentuk, yakni: hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan
interaktif atau reciprocal atau timbal balik. Berikut penjelasan masing-masing:
a.
Hubungan
simetris
Hubungan
simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya
bersamaan, contoh:
·
Adakah hubungan
anatara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah?
·
Adakah
hubungan anatara warna rambut dengan kemampuan memimpin?
b.
Hubungan
Kausal
Hubungan
kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi dalam hubungan kausal
harus terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel
dependen (variabel yang terpengaruh), contoh:
·
Adakah pengaruh
system penggajian dengan prestasi kerja?
·
Adakah pengaruh
tata letak ruang kantor terhadap efisiensi pekerja?
c.
Hubungan
Interaktif atau Reciprocal atau Timbal Balik.
Hubungan
interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi, pada hubungan ini tidak
diketahui mana variabel independen dan mana variabel dependen, contoh:
·
Adakah hubungan
motivasi dan prestasi? (disini dapat dinyatakan bahwa prestasi mempengaruhi
motivasi, dan motivasi juga mempengaruhi prestasi)
b. Perumusan
Masalah Kualitatif
Rumusan
masalah kualitatif merupakan fokus penelitian yang bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu. Dalam
penelitian kualitatif pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar
definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan kualitatif
dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yangm kompleks, interaksi sosial
yang terjadi dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.
Seperti
halnya rumusan masalah penelitian kuantitatif, rumusan masalah penelitian
kualitatif juga dibagi menjadi tiga, antara lain:
1.
Rumusan
masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengeksplorasi dan atau memotret situasi social, yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam. Contoh:
·
Apakah makna
peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu?
2.
Rumusan
Masalah Komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan anata konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang
lain. contoh:
·
Apakah pola
terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan keluarga yang lain berbeda?
3.
Rumusan
Masalah Asosiatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan domain
yang lain. Rumusan masalah asosiatif dibagi ke dalam tiga bentuk, yakni:
hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif atau reciprocal
atau timbal balik.
a. Hubungan simetris
Adalah suatu hubungan
antara dua variabel atau lebih yang munculnya bersamaan,
b. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah
hubungan yang bersifat sebab akibat
c. Hubungan Interaktif atau Reciprocal atau Timbal Balik.
Hubungan
interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi, contoh: bagaimana pola
terbentuknya mereka menjadi miskin?
c. Perumusan
Masalah Pada Pendekatan Penelitian dan Pengembangan
Pada penelitian
dan pengembangan tidak dicantumkan perumusan masalah, tetpi dicantumkan tujuan
penelitian yang berbentuk pernyataan (Sesuai PPKI). Perumusannya bertolak dari
masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan alternative yang telah
dipilih, dalam memilih alternative pemecahannya penelitian dan pengembangan,
harus memilih alternative yang dianggap mampu untuk mencapai kondisi ideal.
Rumusan tujuan (yang berbentuk pernyataan) dalam
penelitian dan pengembangan berisi dua informasi, yaitu (1) masalah yang akan
dipecahkan dan (2) spesifikasi cara yang akan digunakan atau spesifikasi perangkat
pembelajaran yang akan dihasilkan (bila pengembangan suatu alat).
E.
Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
1.
Definisi
variabel penelitian
Secara teoritis menurut
Hatch dan Farhady dalam sugiyono (2012:38) variabel adalah “atribut seseorang
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lainnya atau
satu obyek dengan obyek yang lain”.
Berdasar Wikipedia variabel : adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian. Kerlinger
dalam sugiyono (2012:38) menyatakan variabel adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.
Sebelum peneliti memilih variabel apa
yang akan diteliti perlu melakukan uji kajian teoritis, dan melakukan uji
pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan diteliti, seringkali dalam
merumuskan masalah peneliti tidak terlebih dahulu malakukan studi pendahuluan
terhadap obyek sehingga rumusan masalah tidak menjadi masalah pada obyek yang
diteliti, jadi studi pendahuluan dapat membawa peneliti untuk memilih variabel
penelitian yang sesuai.
2. Macam-macam
variabel penelitian
Menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain atau fungsinya maka
macam-macam variabel dapat dibedakan menkadi lima yakni:
1.
variabel Independen : variabel ini sering disebut
variabel stimulus, predictor, antecendent,
dan variabel bebas. Yaitu variabel yang menyebabkan atau menjadi penyebab
perubahan variabel dependen.
2.
Variabel
dependen: sering disebut variabel output, criteria, konsekuen, atau variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.
3.
Variabel
moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen. Sering juga disebut variabel
independen ke dua. Contoh: gambar berikut menunjukkan variabel moderator.
Motivasi Kerja
(variabel independen)
|
Produktifitas Kerja
(variabel dependen)
|
Kepemimpinan
(variabel Moderator)
|
Gambar 2: contoh variabel
moderator
4.
Penghasilan
(variabel independen)
|
Gaya hidup
(varaibel intervening)
|
Harapan Hidup
(variabel dependen)
|
Budaya Lingkungan
(variabel Moderator)
|
Gambar 3: contoh variabel
intervening
5.
Variabel
kontrol: variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti pada saat melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh variabel control: pengaruh jenis
pendidikan terhadap keterampilan mengetik.
Pendidikan SMA dan SMK
(variabel independen)
|
Keterampilan Mengetik
(variabel dependen)
|
Naskah, tempat, mesin tik
dibuat sama
(variabel Kontrol)
|
Gambar 4: contoh variabel
Kontrol
6. Variabel luar (epsilon(ε)) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
variabel dependen akan tetapi tidak diteliti
7.
Variabel rambang yaitu variabel lain peneliti
menganggap tidak berpengaruh atau kalaupun ada pengaruhnya sangat kecil
sehingga dapat diabaikan.
F. Variabel Penelitian
pada Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Pengembangan.
Kedudukan
variabel dalam penelitian berbeda-beda berikut perbedaan kedudukan variabel
dalam berbagai metode pendekatan penelitian:
a. Variabel
Dalam Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif seringkali hanya mengamati beberapa
variabel saja, terutama variabel independen dan variabel dependen, serta
sedikit variabel moderator dan variabel control, hal ini disebabkan
keterbatasan peneliti sehingga tidak semua variabel diamati. Variabel pada
penelitian kuantitatif lebih condong kepada variabel yang dapat di ukur.
b. Variabel
Dalam Penelitian Kualitatif
Pada penelitian kualitatif hubungan antar semua variabel
tersebut akan diamati, karena pada penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala
itu tidak dapat diklarisifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan (holistic). Variabel pada penelitian kualitatif lebih
cenderung kepada variabel yang sulit untuk di ukur.
c. Variabel
Dalam Penelitian Pengembangan
Penelitian
menggunakan pendekatan research and
development, seringkali menggunakan variabel dependen dan variabel
independen, sesuai dengan pernyataan Rita C. Richey
(2005:6) “experimental
studies concentrate upon the specific variables being studied, usually the
independent and dependent variables”.
Seringkali tidak hanya menggunakan variabel-variabel yang
telah dijelaskan di atas tetapi juga menggunakan tiga variabel berikut:
·
Variabel input, yakni suatu variabel yang terkait
input produk sebelum dikembangkan
·
Variabel proses, yakni variabel yang terkait dengan cara
mengembangkan produk.
·
Variabel output, yakni suatu variabel yang terkait dengan
hasil yang diharapkan setelah dilakukan tahap proses
G.
HIPOTESIS
1. Pengertian
Hipotesis
Hipotesis berasal dari penggalan
kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi
hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa
Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesis.Pengertian
Hipotesis menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali
peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan.
Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui
penelitian yang dilakukan. Menurut
Prof. Dr. H. Agus Irianto dalam statistik:
Konsep dasar, Aplikasi dan Pengembangannya, hipotesis merupakan dugaan sementara yang
didasarkan pada teori, dimana dugaan tersebut merupakan jawaban sementara atas
problem yang dikemukakan atau yang akan dipecahkan.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat ditarik persamaan bahwa hipotesis
adalah suatu dugaan yang perlu diketahui kebenarannya melalui penelitian
berdasarkan data empiris, yang berarti dugaan itu mungkin benar dan mungkin
juga salah.
2. Fungsi
hipotesis dalam penelitian
Penggunaan hipotesis dalam suatu
penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam
masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan
hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang
tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak
menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak
menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur
secara cermat tentang fenomena yang diteliti,
tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan
hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian
penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan
untuk menggunakan hipotesis.
1.
Untuk menguji teori,
2.
Mendorong munculnya teori,
5.
Memberikan kerangka untuk menyusun
kesimpulan yang akan dihasilkan.
3. Jenis-jenis
Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis
Hipotesis penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1.
Hipotesis Kerja, atau disebut juga
dengan Hipotesis alternatif (Ha atau H1).Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
§ Jika................maka..............
§ Ada perbedaan antara........................dan..........................
§ Ada pengaruh.....................terhadap .....................
2.
Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho.
Hipotesis nol sering juga disebut
Hipotesis statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat
statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis Nol menyatakan
tidak adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau tidak adanya
perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan
hipotesis nol:
§ Tidak
ada perbedaan antara.......................dengan..................
§ Tidak
ada pengaruh...................terhadap...................
Pada hipotesis kerja atau
hipotesis alternatif (
) dirumuskan dengan kalimat
positif sedangkan hipotesis nol (
) dirumuskan dengan kalimat
negatif.
Untuk dapat memformulasikan
hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri
pokok, yakni:
§ Hipotesis
diturunkan dari suatu teori
yang disusun untuk menjelaskan masalah
dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi.
Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah
yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
§ Hipotesis
harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah
yang benar dan secara operasional.
Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris
adalah harus mendefinisikan secara operasional
semua variabel
dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen
dan variabel dependen.
§ Hipotesis
menyatakan variasi nilai
sehingga dapat diukur secara empiris
dan memberikan gambaran mengenai fenomena
yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif
berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi,
ukuran,
atau distribusi suatu variabel atau
fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
§ Hipotesis
harus bebas
nilai.
Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti
dan preferensi subyektivitas
tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam
hipotesis.
§ Hipotesis
harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen
harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid
dari variabel
yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode
yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat
merumuskan hipotesis yang bersih,
bebas nilai, dan spesifik,
serta menemukan bahwa tidak ada metode
penelitian untuk mengujinya. Oleh
sebab itu, evaluasi
hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik
metode pengamatan, pengumpulan data, analisis
data, maupun generalisasi.
§ Hipotesis
harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan
sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang
sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan
eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah
(seperti, positif
dan negatif).
Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum.
Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak
bebas dari waktu,
ruang,
atau unit
analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di
antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk
dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus
dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori
dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
§ Hipotesis
harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang
memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat
secara eksplisit.
.
5. Macam-macam
permasalahan dan hipotesis penelitian
Penelitian
pada tingat eksplanasi (memberikan keterangan terhadap variabel-variabel yang
akan diteliti tentang objek penelitian melalui data yang dikumpulkan) dibagi
menjadi tiga yaitu deskriptif, komparatif dan asosiatif. Penelitian tingkat
eksplanasi paling sederhana yaitu deskriptfi. Misalnya, seorang peneliti ingin
mengetahui dalam masalah produktivitas karyawan, disiplin pegawai, prestasi belajar dan lain-lain. Masing-masing
hanya berkenaan dengan satu variabel saja dan tidak menghubungkan atau membandingkan
dengan variabel lain. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan
(mendeskripsikan) tentang sampel atau populasi. Penelitian bentuk deskriptif
ini hasilnya tidak dapat digunakan generalisasi pada populasi (secara umum)
ataupun tidak dapat digunakan untuk mengontrol populasi.
Berdasarkan
uraian diatas, maka permasalahan penelitian diuraikan sebagai berikut :
- Permasalahan yang bersifat deskriptif, yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain; hanya menggambaran variabel saja.
Contoh :
Seberapa banyak hasil panen udang windu di
Kabupaten Sidoarjo ?
- Permasalahan bersifat komparatif adalah permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.
Contoh :
Adakah perbedaan kemampuan kerja pegawai antara
perusahaan TIANSHI dengan perusahaan CNI di Bangil ?
- Permasalahan yang bersifat asosiatif adalah permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Adapun menuruut sifat hubungannya terdiri atas tiga jenis, yaitu :
a.
Hubungan
simetris ialah hubungan yang bersifat kebersamaan antara dua variabel atau
lebih
Contoh :
Adakah hubungan antara postur tubuh seseorang
dengan gaya kepemimpinan ?
b.
Hubungan
sebab akibat (kausal) ialah hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua
variabel atau lebih.
Contoh :
Seberapa besar pengaruh tambahan gaji pegawai
terhadap disiplin kerja pegawai ?
c.
Hubungan
interaktif ialah hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling
mempengaruhi.
Contoh :
Adakah hubungan antara pemberian insentif dengan efektivitas kerja ?
6. Pengujian
hipotesis
- Hipotesis direksional
Hipotesis direksional adalah
rumusan hipotesis yang arahnya sudah jelas atau disebut juga hipotesis
langsung. Sedangkan pengujian hipotesis direksional terdiri atas dua uji, yaitu
uji pihak kiri dan uji pihak kanan.
- Hipotesis Nondireksional
Hipotesis nondireksional
(hipotesis tidak langsung) adalah hipotesis yang tidak menunjukkan arah
tertentu. Jika rumusan
berbunyi kalimat; tidak sama dengan (≠), maka
sebaliknya jika
berbunyi kalimat; sama dengan (=). Pengujian
ini menggunakan uji dua pihak (two tailed
test).
7. Kesalahan
dalam uji hipotesis
Walaupun
berdasarkan analisis statistik telah menolak atau menerima suatu hipotesis, hal
ini belumlah memberikan kebenaran mutlak 100% kepada kita, sebab kita terbisa
bekerja dengan data sampel sehingga kekeliruan sampling selalu ada betapa pun kecilnya. Ada dua kesalahan dalam
pengujian hipotesis, yakni sebagai berikut :
1.
Apabila
kita nyatakan
diterima, kemudian dibuktikan melalui
penelitian kita menerimanya, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
2.
Apabila
kita nyatakan
diterima,
kemudian dibuktikan melalui penelitian ditolak, maka kesimpulan yang
diambil itu merupakan kesalahan yang disebut kesalahan Model I (a).
3.
Apabila
kita tolak, kemudian dibuktikan melalui
penelitian menolaknya, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
4.
Apabila
kita tolak, kemudian dibuktikan melalui
penelitian diterima, maka kesimpulan yang diambil itu merupakan kesalahan yang
disebut kesalahan Model II (b).
Hubungan
antara hipotesis, kesimpulan dan model kesalahan dapat disajikan pada tabel
berikut ini :
Tabel Model Kesalahan Ketika Membuat Kesimpulan
Dalam Pengujian Hipotesis
Kesimpulan
|
Keadaan Yang Sebenarnya
|
|
benar
|
Salah
|
|
Menerima
|
Kesimpulan Benar
|
Kesalahan Model II (b)
|
Menolak
|
Kesalahan Model I (a)
|
Kesimpulan Benar
|
Tabel 1: Model
Kesalahan Ketika Membuat Kesimpulan Pengujian Hipotesis
8.
Hipotesis
pada penelitian Kuantitatif, kualitatif dan pengembangan
Hipotesis pada penelitian
kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan
yang telah dipilih.
Hipotesis pada penelitian
kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka
hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan”
melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
Pada
penelitian pengembangan atau reserch and development tidak dirumuskan sebuah
hipotesis.
H.
DATA
1.
Definisi data
Data adalah sekumpulan keterangan yang dapat menjelaskan suatu hal
(kuswanto). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan
yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber untuk menyusun suatu pendapat,
keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang dipakai untuk penalaran
dan penyelidikan. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti
untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian
(suryana). Jadi dapat disimpulkan bahwa data adalah sekumpulan keterangan
berupa fakta yang dapat menjelaskan suatu hal untuk menjawab pertanyan
penelitian.
2.
Syarat data yang baik
1.
Data harus objektif : data harus
apa adanya dan tidak adanya rekayasa
2.
Data harus representatif: data
harus dapat mewakili dari keseluruhan objek pengamatan.
3.
Data harus reliabel: data yang
memiliki kesalah baku yang relatif kecil, sehingga jika membuat suatu
perkiraan selisih antara perkiraan dan
sebenarnya sangat kecil.
4.
Data harus relevan: data harus
sesuai dengan penelitian yang dikehendaki.
5.
Data harus uptodate: data yang digunakan harus terbaru dan terkini.
Untuk keperluan penelitian yang variatif,
dibutuhkan juga data yang variatif sehingga dapat menunjang dari hasil
penelitian untuk itu data dibedakan beberapa macam, antara lain:
3. Data menurut penyajiannya:
1.
Data tunggal yaitu, data yang
disajikan satu per satu.
2.
Data kelompok, yaitu data yang disajikan
berdasarkan interval tertentu (dikelompok-kelompokkan)
4.
Data
berdasarkan sumbernya:
1.
Data internal, yaitu data yang diperoleh dari
instansinya sendiri, misalkan untuk keperluan identitas pegawai suatu
perusahaan, diambil data tentang personalia.
2.
Data eksternal, yaitu data yang diperoleh dari
luar instansinya sendiri, misalkan untuk keperluan tentang perkembangan harga
produk suatu perusahaan, data yang diambil diluar perusahaan dengan tujuan
untuk membandingkan harga produknya.
5.
Data Berdasarkan Cara memperolehnya:
1. Data
primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya.
2. Data
Sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah
ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai
landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data
penelitian.
6.
Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam
dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data
kuantitatif (yang berbentuk angka).
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat kata-kata,
atau gambar bukan dalam bentuk angka.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang
telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.
Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya,
data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1. Data
diskrit adalah
data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara menghitung/membilang
(bukan mengukur). Misalnya jumlah desa ada 5, jumlah jenis kelamin ada 2, dll.
- Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data
kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat
berbeda yaitu:
- Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Contoh: Jenis Kelamin, Status Pernikahan, Kepegawaian, dll.
- Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Contoh: Urutan juara, data diperingkatkan, dll.
- Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Contoh: Skala pengukur temperatur (Celcius, Reamur, Fahrenheit) dan pengkur gempa (Richter)
- Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Contoh : hasil pengukuran panjang, berat, dll.
7.
Metode Pengumpulan Data
Yang perlu diperhatikan dalam
pengumpulan data adalah terlebih dahulu harus mengetahui untuk apa data
tersebut dikumpulkan. Apakah data tersebut sekedar menggambarkan mengenaisuatu
keadaan/permasalahan atau untuk memecahkan suatu permasalahan. Apapun tujuan
pengumpulan data terlebih dahulu harus mengetahui jenis elemen atau objek yang
akan di selidiki. Ada beberapa metode pengumpulan data, antara lain:
- Penelitian lagsung di lapangan atau laboratorium
Penelitian di lapangan biasanya disebut dengan
observasi atau pengamatan, ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan terhadab sebuah objek baik secara langsung maupun tidak langsung,
pelaksanaan pengamatan dapat dilakuakan dengan:
·
Pengamatan
langsung, yaitu pengamtan dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap
objek yang diteliti.
·
Pengamatan tidak
langsung, yaitu pengamatan terhadap suatu objek melalui suatu alat atau cara.
·
Pengamtan
partisipasif, yaitu pengamatan ysng di lakukan dengan cara ikut ambil bagian
atau melibatkan diri dalam situasi yang dialami oleh responden, cara ini banyak
dilakukan terutama dalam penelitian psikologi, sosiologi maupun antropologi.
- Interview ( wawancara)
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan rsponden. Pada
wawancara langsung peneliti pengadakan tatap muka dengan responden, sedangkan
pada wawancara tidak langsung, peneliti mewawancarai perantara yang tau persis
tentang objek yang akan diteliti.
- Kuesioner (angket)
Angket dapat dipandang sebagai teknik pengumpulan
data yang banyak kesamaan dengan wawancara. Perbedaanya adalah jika wawancara
dilakukan secara lisan, sedangkan angket dilakukan secara tertulis. Bentuk
penyusunan angket ada dua macam, yaiuu:
·
Angket berstruktur,
yaitu angket yang menyediakan kemungkinan jawaban.
·
Angket tak
berstruktur, yaitu angket yang tidak menyediakan kemungkinan jawaban.
8.
Data
pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan
Seperi yang teah di paparkan di atas
data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik
perhitungan matematika atau statistika. Dimana data kuantitatif memiliki
tingkatan sebagai berikut: nominal, ordinal, interval,dan rasio
Menurut teori
penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka
data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan,gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek
yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat,
dll), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lainyang dapat
memperkaya data primer.
Pada penelitian penegembangan data yang
perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan
tentang produk yang dikembangkan itu.Paparan mengenai jenis data yang
dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba.
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu Jika mengunakan
instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik
instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan keterandalannya. Apabila
instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya
juga perlu dijelaskan.Untuk teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk
menganali-sis data, Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal,
maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut
belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suryana, Cahya. 2011. Data dan Jenis
Data Penelitian. (online), (http://csuryana.wordpress.com/category/penelitian/), diakses 13 oktber 2013
Khotari, R. C.
2004. Research Methodology: Method &
Techiques. New Delhi: NEW AGE
INTERNATIONAL (P) LIMITED
Kuswanto, D. 2012. statistik
untuk pemula dan orang awam. Jakarta:
Laskar Aksara
Richey, C. Rita. 2005. Creating
Knowledge from Instructional Design and Development Practice, 16(2). (online), (http://www.researchgate.net/publication/225969619_Developmental_research_methods_Creating_knowledge_from_instructional_design_and_development_practice/file/60b7d51c4d191ba686.pdf),
diakses 11 oktober 2013.
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar